Penasaran dengan apa itu NFT? Sejatinya, non-fungible token atau NFT, adalah jenis aset digital yang sedang membludak popularitasnya.
Dari karya seni visual hingga makanan dan tweet yang tak umum, objek satu ini digadang-gadang sedang menyebabkan efek fenomena tulip mania di kalangan para investor muda.
Bahkan, menurut laman Coindesk, hasil pendapatan yang diraih untuk NFT sendiri sejak November 2017 sudah mencapai angka 174 juta dolar AS. Cukup luar biasa, bukan?
Nah, memangnya, apa yang dimaksud dengan NFT? Apakah nilainya sepadan dengan popularitasnya? Berikut penjelasannya yang sudah Glints rangkum untukmu.
Melansir laman Forbes, NFT adalah sebuah aset digital yang mewakili objek dunia nyata seperti lukisan, seni musik, item dalam game, hingga video pendek.
Mereka dibeli dan dijual secara online, sering kali dibayar dengan cryptocurrency, dan umumnya dikodekan menggunakan software dasar yang serupa dengan aset crypto lainnya.
Meskipun sudah ada sejak tahun 2014, NFT kini semakin terkenal karena mereka dianggap sebagai metode yang praktis untuk membeli dan menjual karya seni digital.
NFT juga umumnya dinilai sebagai salah satu dari proses transaksi yang sangat terbatas dan memiliki kode pengenal yang unik.
Fakta tersebut sangat bertolak belakang dengan kebanyakan kreasi digital, yang pasokannya hampir selalu tak terbatas.
Nah, meskipun demikian, siapa pun bisa melihat secara keseluruhan karya digital yang sedang dijual.
Lalu, mengapa orang-orang sangat menginginkan non fungible token? Ini terjadi karena NFT memungkinkan pembeli untuk memiliki item aslinya.
Tidak hanya itu, NFT juga berisi otentikasi bawaan, yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan.
CARA KERJA NFT
Sejatinya, NFT adalah bagian dari blockchain. Maka dari itu, pembeli NFT nantinya bisa memverifikasi bahwa ia merupakan pemilik tunggal dari aset yang ia beli.
Setelah dibayarkan, tidak ada yang dapat membatalkan hak kepemilikan atas NFT yang dipegang oleh pembeli.
NFT juga merupakan aset digital yang tidak dapat direproduksi secara berulang. NFT yang dimiliki pembeli sifatnya unik dan bisa dibuktikan melalui bukti pembelian dalam blockchain dengan mata uang kripto.
Contohnya, sebuah tweet dari CEO Twitter, Jack Dorsey, dilelang sebagai NFT dan laku dengan harga sebesar 2,9 juta dolar AS.
Nah, siapa pun memang bisa screen shot dan memiliki cuitan tersebut. Namun, hanya Jack Dorsey dan pembeli NFT lah yang dapat menjualnya.
Lalu, agar bisa diperjualbelikan, NFT harus melalui sproses minting NFT.
Apa itu proses minting NFT? Ia merupakan proses pengubahan file digital menjadi koleksi kripto atau aset dalam blockchain, seperti diungkapkan oleh Ethereum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar